Sabtu, 09 Maret 2013

Perbedaan Karakteristik Program Pendidikan Formal dengan Pendidikan Nonformal

Program Pendidikan
Formal
Program Pendidikan
Nonformal
A.    Tujuan

1.      Jangka panjang dan umum
Bertujuan membekali peserta didik dengan kemampuan umum untuk kehidupan-kehidupan masa depan.
2.      Orientasi pada pemilihan ijazah
Hasil belajar akhir ditandai dengan pengesahan kemampuan melalui ijazah. Ijazah diperlukan untuk memenuhi pekerjaan, kedudukan, dan atau melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi. Ganjaran atas keberhasilan terutama diperoleh pada akhir program.
1.      Jangka pendek dan khusus
Bertujuan memenuhi kebutuhan tertentu yang fungsional  dalam kehidupan masa kini dan masa depan.
2.      Kurang menekankan pentingnya ijazah
Hasil belajar, berijazah atau tidak , dapat diterapkan langsung dalam kehidupan di lingkungan pekerjaan atau di masyarakat. Ganjaran yang diperoleh selama proses dan akhir program berwujud hasil, produk, pendapatan, keterampilan.
B.     Waktu

1.      Relatif lama
Jarang selesai dalam waktu kurang dari setahun.
2.      Berorientasi ke masa depan
Menyiapkan untuk masa depan kehidupan peserta didik.
3.      Menggunakan waktu penuh dan terus menerus
Penggunaan waktu yang terus menerus maka akan kecil kemungkinan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan yang paralel atau pekerjaan rutin.
1.      Relatif singkat
Jarang lebih dari satu thun, pada umumnya kurang dari setahun.
2.      Menekankan masa sekarang
Memusatkan layanan untuk memenuhi kebutuhan terasa peserta didik dalam meningkatkan kemampuan sosial ekonominya yang berguna bagi masa depan kehidupannya meningkatkan kemampuan sosial-ekonomi.
3.      Menggunakan waktu tidak terus menerus
Waktu ditetapkan dengan berbagai cara sesuai dengan kesempatan peserta didik serta memungkinkan untuk melakakukan kegiatan belajar sambil bekerja atau berusaha.
C.    Isi Program

1.      Kurikulum disusun secara  terpusat dan seragam berdasarkan kepentingan
Lembaga di tingkat nasional menyusun kurikulum berupa paket dan dikenakan kepada semua peserta didik sesuai dengan jenis dan jenjang.
2.      Bersifat akademis
Kurikulum lebih memberi bobot pada ranah kognisi dan teoritis, sedangkan ranah afeksi dan psikomotorik kurang mendapat perhatian utama.
3.      Seleksi penerimaan peserta didik dilakukan dengan persyaratan ketat
Persyaratan masuk, terutama untuk jenjang lebih tinggi, dilakukan melalui seleksi yang ketat (ujian) guna mengetahui kemampuan yang diperlukan.
1.      Kurikulum berpusat pada kepentingan-kepentingan peserta didik
Kurikulum bermacam ragam sesuai dengan perbedaan kebutuhan belajar peserta didik dan potensi daerahnya pendididkan.
2.      Mengutamakan aplikasi
Kurikulum lebih menekankan pada pemilikan keterampilan fungsional yang bermanfaat bagi kehidupan peserta didik dan lingkungannya.
3.      Persyaratan masuk ditetapkan bersama peserta didik
Program diarahkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan potensi peserta didik maka kualisifikasi pendidikan sekolah sering tidak menjadi persyaratan utama.
D.    Proses Pembelajaran

1.      Dipusatkan di lingkungan sekolah
Kegiatan belajar dilakukan di lingkngan sekolah , yang serig dianggap sebagai satu-satunya intitusi pendidikan.
2.      Terlepas dari lingkungan kehidupan peserta didik di masyarakat
Pada waktu beajar disekolah, peserta didik dipisahkan dari kehidupan keluarga dan masyarakatnya. Program kegiatan belajar terpisah dari kondisi sosial-ekonomi masyarakatnya.
3.      Sruktur program yang ketat
Program pembeljaran disusun secara ketat. Waktu, kegiatan dan usia  peserta didik ditetapkan secara seragam.
4.      Berpusat pada pendidik
Kegiatan pembelajaran dikendalikan oleh pendidik (guru) yang diberi wewenang pada jenjang pendidikan tertentu. Kegiatan mengajar lebih dominan dibandingkan dengan kegitaan belajar.
5.      Pengerahan daya dukung secara maksimal
Menggunakan tenaga dan sarana yang relatif mahal. Sumber-sumber pndukung pada umumnya didatangkan dari luar peserta didik.
1.      Dipusatkan di lingkungan masyarakat dan lembaga
Kegiatan belajar dapat dilakukan diberbagai lingkungan (komunitas, tempat bekerja) atau satuan pendidikan nonformal (sanggar, kegiatan belaar, pusat latihan, dlsb).
2.      Berkaitan dengan kehidupan peserta didik di masyarakat
Pada waktu mengikuti program pendidikan, peserta didik berkomunikasi dengan dunia kehidupan atau pekerjaannya. Lingkungan dihubungkan secara fungsional dengan kegiatan belajar.
3.      Sruktur program yang luwes
Jenis dan urutan program kegiatan belajar bervariasi. Pengembangan program dapat dilakukan sewaktu program sedang berjalan.
4.      Berpusat pada peserta didik
Kegiatan pembelajaran dapat menggunakan sumber belajar dari berbagai keahlian dan narasumber. Lebih menekankan kegiatan membelajarkan dibanding mengajar.
5.      Penghematan sumber-sumber yang tersedia
Memanfaatkan tenaga dan sarana yang terdapat di masyarakat dan lingkungan kerja dalam rangka efesiensi.
E.     Pengendalian

1.      Dilakukan oleh pengelola ditingkat yang lebih tinggi
Pengawasan dan keberhasilan program dikendalikan oleh pihak dari tingkat yang lebih tinggi dan diterapkan secara seragam.
2.      Pendekatan berdasarkan kekuasaan
Hubungan fungsional antara pendidik dengan peserta didik menggunakan pendekatan kekuasaan, perbedaan didasarkan atas peranan dan kedudukan.
1.      Dilakukan oleh pelaksana program dan peserta didik
Pengendalian tidak terpusat. Koordinasi dilakukan antar lembaga-lembaga terkait. Otonomi pada tingkat program dan daerah dengan menekankan inisiatif dan partisipasi masyarakat.
2.      Pendekatan demokratis
Hubungan antara pendidik dengan peserta didik bercorak hubungan sejajar atas dasar kefungsian. Pembinaan program dilakukan secara demokratik.





Sumber Referensi:
Prof. H. D. Sudjana S., S.Pd., M.Ed., PhD.(2010). Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah.

2 komentar: